23 Juni 2020

JANGAN VAKSINASI RUBELLA PADA WANITA HAMIL

Rubella yang sedang heboh belakangan ini di negara Indonesia tercinta ini dikenal sebagai campak Jerman atau campak tiga hari yaitu merupakan infeksi virus yang sangat menular dan paling dikenal dengan ciri khas adanya ruam-ruam merah yang khas disekujur tubuh. Rubella tidak sama dengan campak (rubeola), meskipun kedua penyakit ini memiliki beberapa karakteristik, termasuk ruam merah karena rubella disebabkan oleh virus yang berbeda dari campak walopun keduanya sama-sama menular dan keduanya dapat sama-sama menunjukkan gejala yang parah.

Vaksin measles-mumps-rubella (MMR), biasanya diberikan kepada anak-anak di Amerika Serikat dua kali sebelum anak-anak mencapai masa usia sekolah dan dari hasil penelitian di amerika serikat telah dibuktikan bahwa vaksin MMR tersebut sangat efektif dalam mencegah rubella. Karena penggunaan vaksin secara luas di amerika serikat maka Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah menyatakan bahwa penyakit rubella telah hilang dari Amerika Serikat, tetapi pihak CDC tetap memperingatkan para orang tua di amerika serikat untuk memastikan anak-anak mereka divaksinasi MMR untuk mencegah kemunculan penyakit rubella kembali.

APA SIH GEJALA DAN TANDA TERKENA PENYAKIT RUBELLA ?

Tanda dan gejala rubella sering begitu ringan sehingga sulit untuk diperhatikan, terutama pada anak-anak. Jika tanda dan gejala memang terjadi, mereka umumnya muncul antara dua dan tiga minggu setelah terpapar virus. Gejala yang timbul dapat berlangsung sekitar satu hingga lima hari ke depan dan gejala-gejala tersebut antara lain:
1. Demam ringan 102 F (38,9 C) atau lebih rendah
2. Sakit kepala
3. Hidung tersumbat atau berair
4. Mata meradang/ mata merah
5. Terdapat pembesaran Kelenjar getah bening di belakang leher dan belakang telinga
6. Ruam halus, merah muda yang dimulai di wajah dan dengan cepat menyebar ke badan dan kemudian lengan dan kaki, sebelum menghilang dalam urutan yang sama (wajah – badan – lengan – kaki).
7. Sakit sendi, terutama pada wanita muda

Sebaiknya ibu-ibu segera mengunjungi dokter bila anak-anaknya dicurigai mungkin telah terpapar rubella atau jika ibu-ibu memiliki tanda atau gejala yang tercantum di atas. Jika wanita ingin hamil, maka pastikan bahwa sebelum program hamil sangat disarankan (tidak wajib) untuk vaksinasi rubella terlebih dahulu bila belum pernah vaksinasi rubella (MMR) sebelumnya. Jika wanita hamil mengalami/ tertular penyakit rubella, terutama selama trimester pertama, virus rubella dapat menyebabkan kematian atau cacat lahir yang serius pada janin yang sedang berkembang. Rubella selama kehamilan adalah penyebab paling umum dari tuli kongenital. Sebaiknya para wanita dilindungi dari rubella sebelum kehamilan dengan jalan melakukan vaksinasi MMR di dokter penyakit dalam. Bila wanita hamil mau dan berkenan, maka mintalah untuk test TORCH di dokter kandungan untuk mengetahui tingkat kekebalan terhadap rubella. Tapi pemeriksaan ini lumayan mahal… mungkin sekitar Rp 1-2 juta rupiah untuk sekali periksa di laboratorium.

Penyebab rubella adalah virus yang ditularkan dari orang ke orang. Ini dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, atau dapat menyebar melalui kontak langsung dengan sekresi pernapasan orang yang terinfeksi, seperti lendir. Ini juga dapat ditularkan dari wanita hamil ke janin dalam kandungan melalui aliran darah tali pusat. Seseorang yang menderita rubella dapat menular selama satu sampai dua minggu sebelum timbulnya ruam sampai sekitar satu atau dua minggu setelah ruam menghilang. Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit sebelum orang tersebut menyadari bahwa dia sedang menderita rubella. Rubella langka di Amerika Serikat karena sebagian besar anak-anak menerima vaksinasi terhadap infeksi pada usia dini. Penyakit ini masih umum di banyak negara di dunia. Prevalensi rubella di negara lain adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan sebelum pergi ke luar negeri, terutama jika wanita sedang hamil.

Rubella merupakan infeksi yang ringan. Begitu Anda mengidap penyakit rubella, Anda biasanya akan kebal secara permanen terhadap rubella. Beberapa wanita dengan rubella mengalami radang sendi di jari, pergelangan tangan dan lutut, yang biasanya berlangsung selama sekitar satu bulan. Dalam kasus yang jarang terjadi, rubella dapat menyebabkan infeksi telinga (otitis media) atau peradangan otak (encephalitis). Namun, jika wanita hamil terkena penyakit rubella maka konsekuensi untuk janin Anda mungkin parah, dan dalam beberapa kasus, sangat fatal bagi janin. Hampir 80 persen bayi-bayi yang lahir dari ibu yang menderita rubella selama 12 minggu pertama kehamilan akan mengalami sindrom rubela kongenital.

Sindrom kongenital rubella ini dapat menyebabkan satu atau lebih masalah, termasuk:
1. Retardasi pertumbuhan (cebol)
2. Katarak
3. Tuli
4. Kelainan jantung kongenital
5. Cacat pada organ lain
6. Cacat intelektual (idiot)

Risiko tertinggi untuk janin dalam kandungan adalah selama trimester pertama, tetapi paparan rubella di trimeseter 2-3 juga tetap berbahaya bagi janin dalam kandungan. Vaksin rubella biasanya diberikan sebagai inokulasi campak-gondong-rubella gabungan, yang mengandung bentuk paling aman dan paling efektif dari setiap vaksin. Dokter di amerika serikat menyarankan agar anak-anak menerima vaksin MMR antara usia 12 s/d 15 bulan, dan lagi antara usia 4 s/d 6 tahun (sebelum memasuki masa usia sekolah). Sangat penting bahwa perempuan menerima vaksin MMR untuk mencegah rubella selama kehamilan di masa depan. Biasanya bayi masih akan terlindungi dari rubella selama enam s/d delapan bulan setelah lahir karena masih kekebalan tubuh yang diturunkan dari ibunya. Jika seorang bayi membutuhkan perlindungan dari rubella (vaksin MMR) sebelum usia 12 bulan – misalnya, untuk perjalanan luar negeri tertentu yang tinggi bahaya rubellanya, maka vaksin MMR dapat diberikan sedini mungkin yaitu saat bayi sudah berusia 6 bulan. Nanti bayi ini harus mengulangi vaksinasi rubella lagi pada saat masa anak-anak sebelum masuk usia sekolah.

Wanita sebaiknya melakukan vaksinasi MMR bila:
1. Sedang tidak hamil dan masih dalam usia subur
2. Masih sekolah atau kuliah
3. Bekerja di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya.
4. Bekerja ditempat penitipan anak
5. Rencana pergi ke luar negeri yang daerahnya dicurigai tinggi penularan rubellanya.

Vaksin MMR jangan diberikan pada:
1. Wanita hamil atau wanita yang berencana untuk hamil dalam empat minggu ke depan
2. Orang-orang yang pernah mengalami reaksi alergi yang mengancam jiwa terhadap zat gelatin, antibiotik neomycin, atau vaksin MMR sebelumnya.
3. Jika Anda menderita kanker, kelainan darah atau penyakit lain atau Anda sedang minum obat yang memengaruhi sistem kekebalan Anda, maka ada baiknya bicaralah dengan dokter yang merawat anda sebelum anda memutuskan untuk mendapatkan vaksin MMR.

APAKAH ADA EFEK SAMPING PEMBERIAN VAKSIN MMR ?

Kebanyakan orang tidak mengalami efek samping dari pemberian vaksin. Sekitar 15 persen orang mengalami demam antara tujuh dan 12 hari setelah vaksinasi, dan sekitar 5 persen orang mengalami ruam ringan. Beberapa remaja dan wanita dewasa mengalami nyeri atau kekakuan sendi sementara saja setelah menerima vaksin. Dari hasil studi didapatkan bahwa kurang dari 1 per 1 juta orang yang mengalami reaksi alergi yang serius setelah pemberian vaksin MMR.

Dalam beberapa tahun terakhir, karena jumlah anak-anak yang didiagnosis menderita autisme telah meningkat – tanpa penjelasan/ sebab-sebab yang jelas – kekhawatiran yang meluas telah dikemukakan tentang kemungkinan hubungan antara vaksin MMR dan autisme. Namun, laporan ekstensif dari American Academy of Pediatrics (persatuan dokter anak amerika), National Academy of Medicine dan CDC menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang terbukti secara ilmiah antara vaksin MMR dan autisme. Organisasi-organisasi ini mencatat bahwa autisme sering diidentifikasi pada anak-anak berusia antara 18 dan 30 bulan, yang terjadi pada saat anak-anak diberikan vaksin MMR pertama mereka. Tetapi kebetulan yang terjadi dalam hal ini tidak boleh disalahartikan sebagai hubungan sebab-akibat yaitu tidak boleh pake ilmu cocokologi bahwa akibat vaksin MMR maka jadi autisme sebab telah dikemukakan di atas tidak terdapat bukti ilmiah antara vaksin MMR dan autisme.
Tidak ada pengobatan yang dapat mempercepat kesembuhan perjalanan infeksi rubella, dan gejala yang timbul seringkali ringan sehingga pengobatan biasanya tidak diperlukan. Namun, dokter sering merekomendasikan isolasi dari orang lain yang terkena rubella – terutama untuk wanita hamil – selama periode infeksi.

Jika ada wanita hamil yang terinfeksi rubella maka harus segera ke dokter kandungan untuk mendapatkan suntikan imunoglobulin untuk meningkatkan antibodi melawan virus, bila wanita hamil tersebut ingin melanjutkan kehamilannya. Pada prinsipnya bila wanita hamil terkena infeksi rubella maka sebaiknya segera diskusi dengan dokter kandungan untuk mencari informasi mengenai kondisi janin dalam kandungan. Jika Anda mengontaminasi rubella saat Anda hamil, diskusikan risiko pada bayi Anda dengan dokter Anda. Oh iya… hiperimunglobulin yang diberikan pada wanita hanil yang terinfeksi rubella memang dapat mengurangi gejala Anda, tetapi tidak menghilangkan kemungkinan janin dalam kandungan tetap mengalami sindrom rubella bawaan (congenital rubella syndrome).

APA YANG HARUS DILAKUKAN DI RUMAH BILA IBU HAMIL ATAU ANAK-ANAKNYA ATAU ANGGOTA KELUARGA LAINNYA TERKENA PENYAKIT RUBELLA ?

1. Istirahat yang cukup
2. Bila demam, minum obat penurun demam.
3. Informasikan ke teman-teman atau saudara yang lain bahwa anda sedang kena rubella.
4. Jangan dekat-dekat dengan orang-orang yang sedang sakit parah karena dapat bikin mereka tambah parah karena tertular rubella dari anda.
5. Oh iya… kasih tau guru di sekolah bahwa anak-aak anda terkena rubella.
6. Jangan masuk kerja dulu ya… biar gak nularin orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KENAIKAN BERAT BADAN WANITA HAMIL

  Kenaikan berat badan wanita ketika hamil pasti akan berbeda-beda karena tergantung dari: Berat badan sebelum hamil. Ras/ suku bangsa. Stat...